Sun, 19 May 2024 Jam

Tim Peneliti UNRI Lakukan Analisis Terapi Hemodialisis di Riau Usai Pandemi Covid-19, Ini Hasilnya

Andriki Saputra7 November 20234min00

Tim Peneliti dari Pusat Studi Kesehatan dan Universitas Riau (UNRI) melakukan penelitian tentang Hemodialisis (HD) di ProVinsi Riau periode awal pasca pencabutan status Pandemi Covid-19 oleh Pemerintah.

Tim yang dipimpin oleh Koordinator Pusat Studi Kesehatan Universitas Riau, Ns. Bayhakki, M.Kep, Sp.KMB, PhD beserta anggota tim mengumpulkan data tentang pasien Hemodialisis (HD) di beberapa RSUD yang ada di Propinsi Riau.

Dari tiga RSUD yang menjadi tempat pengambilan data sampel penelitian didapatkan informasi tentang tindakan Hemodialisis (HD) yang dilakukan pada pasien yang menjalani tindakan Hemodialisis (HD) di rumah sakit tersebut selama periode akhir Juni sampai September 2023.

Hasilnya menunjukkan rata-rata jumlah cairan yang dibuang saat tindakan Hemodialisis (HD) atau Ultra Filtration Goal (UFG) dari ketiga RSUD tempat penelitian fluktuatif.

Dari akhir Juni diangka 2,4 kg cenderung naik sampai bulan Juli ke angka 2,78 kg, lalu turun di bulan Agustus di angka 2,34 kg.

Dari bulan Agustus rata-rata UFG kembali naik sampai ke bulan September 2023 mencapai angka 2,49 kg.

Hasil ini menggambarkan rata-rata UFG cenderung fluktuatif meningkat selama rentang akhir Juni sampai September 2023.

Data dari tiga RSUD tempat penelitian menunjukkan bahwa rata-rata IDWG dari akhir Juni sampai bulan Juli terus menurun dari angka 2,55 kg hingga ke angka 2,16 kg.

Setelah itu angka rata-rata IDWG bergerak naik sampai di bulan Agustus di angka 2,4 kg.

Kemudian turun ke angka 2,19 kg di bulan September 2023.

Kondisi ini menunjukkan bahwa secara umum IDWG pada 4 bulan pertama pasca pencabutan status pandemi Covid-19 di tiga RSUD tempat penelitian bersifat fluktuatif yang cenderung semakin menurun.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa pasien Hemodialisis (HD) di tiga tempat penelitian membutuhkan pembuangan cairan tubuh yang cenderung meningkat pada periode 4 bulan awal pasca pencabutan status pandemic Covid-19.

Selain itu kenaikan berat badan diantara dua tindakan Hemodialisis (HD) cenderung menurun.

Kondisi ini menggambarkan bahwa ketaatan pasien Hemodialisis (HD) terhadap pembatasan asupan cairan dan garam perlu ditingkatkan sehingga kondisi tubuh pasien dapat dipertahankan dalam rangka menjaga kualitas hidup pasien yang baik meskipun mengalami penyakit ginjal kronik dan menjalani Hemodialisis (HD).

Pencabutan status pandemic Covid-19 seolah memberi kebebasan kepada pasien Hemodialisis (HD) sehingga kepatuhan pasien terhadap pembatasan cairan masih perlu ditingkatkan.

Tim peneliti mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau yang sudah memberikan anggaran untuk melakukan penelitian ini.

Pusat Studi Kesehatan merupakan salah satu pusat studi yang berada di bawah LPPM UNRI yang salah satu fungsinya melakukan analisis terhadap kondisi dan situasi kesehatan di Indonesia khususnya di Propinsi Riau.

Sumber: Tribunpekanbaru.com / Citizen Journalism / Ns. Bayhakki. M. Kep. Phd

Photo dokumentasi:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *